Istri Sholehah itu tidak Banyak Menuntut Pada Suaminya, walau demikian ia semakin banyak terima akan kekurangan suaminya
Istri Sholehah itu tak mempermasalahan kedudukan suaminya yang lebih
tinggi dibanding dianya, walau demikian semakin banyak berupaya untuk
jadi istri yang selalu berbakti pada suaminya.
Istri Sholehah itu sedikit mempertanyakan posisinya dalam berumah
tangga, walau demikian mengerti bah semuanya telah merupakan tanggung
jawabnya selalu untuk patuh pada suaminya.
Beberapa Sifat-sifat wanita Sholehah diantaranyab yaitu seperti berikut :
Pertama : Selekasnya menyahut serta ada jika di panggil oleh suami bila di ajak untuk terkait.
Lantaran sifat ini begitu diutamakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nabi memerintahkan seseorang istri untuk selekasnya penuhi keinginan
seseorang suami dalam keadaan bagaimanapun. Bahkan juga beliau bersabda
“Jika seseorang lelaki mengajak istrinya ke tempat tidur, lantas istri
itu menampik. Lalu, suami itu menginap dalam kondisi marah, jadi
istrinya itu dilaknat oleh beberapa malaikat sampai saat pagi. ”
Ke dua : Tak menyanggah perintah suami pada saat tidak bertentangan dengan syariat. Allah berfirman :
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِل�'غَي�'بِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
Jadi wanita yang saleh, adalah yang patuh pada Allah lagi pelihara
diri289 saat suaminya tak ada, oleh lantaran Allah sudah pelihara
(mereka). (QS An-Nisaa : 34)
Qotadah rahimahullah berkata فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ " Yakni
wanita-wanita yang patuh pada Allah serta pada suami-suami mereka "
(Ad-Dur al-Mantsuur 4/386)
Kadang-kadang pendapat suami bertentangan dengan pendapat istri,
lantaran pendapat istri tambah baik. Seseorang istri yang sholehah
sebaiknya ia mengemukakan gagasannya itu pada sang suami walau demikian
ia mesti ingat sebenarnya semua ketentuan ada di tangan suami, apa pun
keputusannya sepanjang tak bertentangan dengan syari'at.
Ketiga : Selalu tidak bermasam muka pada suami.
Ke empat : Selalu berupaya pilih perkataan yang paling baik ketika bicara dengan suami.
Sifat ini begitu diperlukan dalam keutuhan rumah tangga, begitu
kadang-kadang pengucapan yang lemah lembut lebih bernilai di segi suami
dari banyak service. Serta demikian sebaliknya begitu kerap satu
pengucapan kasar yang keluar dari mulut istri bikin suami dongkol serta
melupakan kebaikan-kebaikan istri.
Yang jadi permasalahan kadang-kadang seseorang istri ketika bicara
dengan bebrapa teman dekat wanitanya jadi ia berupaya pilih kalimat yang
lembut, serta berupaya melindungi perasaan sahabat-sahabatnya itu
tetapi tak sekian bila dengan suaminya.
Ke lima : Tidak memerintahkan suami untuk kerjakan pekerjaan-pekerjaan
wanita, seperti memasak, mencuci, memandikan serta mencebok anak-anak.
Ke enam : Keluar rumah hanya dengan izin suami.
Ketujuh : Berhias hanya untuk suami.
Tak seperti beberapa wanita yang cuma berhias ketika ingin keluar tempat
tinggal sebagai hidangan santapan mata-mata nakal beberapa lelaki.
Kedelapan : Tidak membetulkan orang yg tidak diizinkan suami masuk/bertamu kedalam rumah.
Kesembilan : Melindungi saat makan serta saat istirahatnya kerana perut
yang lapar bakal membikinkan darah cepat naik. Tidur yang kurang akan
menyebabkan keletihan.
Kesepuluh : Menghormati mertua dan kerabat keluarga suami.
Terlebih ibu mertua, yang sang suami begitu diutamakan oleh Allah untuk
berbakti padanya. Seseorang istri yang baik mesti mengalah pada ibu
mertuanya, serta berupaya mengambil hati ibu mertuanya. Bukanlah jadi
jadikan ibu mertuanya sebagai musuh, walau ibu mertuanya kerap lakukan
kekeliruan padanya atau menyakiti hatinya. Sekurang-kurangnya ibu mertua
yaitu orang yang telah berumur lanjut serta ia yaitu ibu suaminya.
Kesebelas : Berupaya menenangkan hati suami bila suami bimbang, bukanlah
jadi banyak menuntut pada suami hingga menambah beban suami
Ke dua belas : Segera mohon maaf bila lakukan kekeliruan pada suami, serta tak menunda-nundanya.
Nabi shallallahu 'alaihi bersabda :
" أَلاَ أُخ�'بِرُكُم�'.... بِنِسَائِكُم�' مِن�' أَه�'لِ ال�'جَنَّةِ؟
ال�'وَدُو�'دُ ال�'وَلُو�'دُ ال�'عَؤُو�'دُ عَلَى زَو�'جِهَا الَّتِي إِذَا
غَضِبَ جَاءَت�' حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَو�'جِهَا، وَتَقُو�'لُ :
لاَ أَذُو�'قُ غُم�'ضًا حَتَّى تَر�'ضَى "
" Maukah saya kabarkan pada kalian…. mengenai wanita-wanita kalian
masyarakat surga? Yakni wanita yang penyayang (pada suaminya), yang
subur, yang senantiasa memberi faedah pada suaminya, yang bila suaminya
geram jadi iapun mendatangi suaminya lalu menempatkan tangannya di
tangan suaminya seraya berkata, " Aku
tidak bisa tenteram tidur sampai engkau ridho kepadaku " (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Sahihah no 287)
Lantaran beberapa wanita mempunyai karakter angkuh, bahkan juga jadi demikian sebaliknya menanti suami yang mohon maaf padanya.
Ketiga belas : Mencium tangan suami ketika suami akan bekerja atau sepulang dari pekerjaan.
Ke empat belas : Ingin di ajak oleh suami untuk sholat malam, bahkan juga bila perlu mengajak suami untuk sholat malam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ الّلي�'لِ فَصَلَّى وَأَي�'قَظَ
ام�'رَأَتَهُ فَصَلَّت�', فَإِن�' أَبَت�' نَضَحَ فِي وَج�'هِهَا
ال�'مَاءَ. وَ رَحِمَ اللهُ ام�'رَأَةً قَامَت�' مِنَ الّلي�'لِ فَصَلَّت�'
وَأَي�'قَظَت�' زَو�'جَهَا فَصَلَّى, فَإِن�' أَبَى نَضَحَت فِي وَج�'هِهِ
ال�'مَاءَ
“Semoga Allah merahmati seseorang lelaki (suami) yang bangun di saat
malam lantas kerjakan shalat serta ia bangunkan istrinya sampai istrinya
juga shalat. Apabila istrinya malas, ia percikkan air ke berwajah.
Serta mudah-mudahan Allah merahmati seseorang wanita (istri) yang bangun
di saat malam lalu kerjakan shalat dan ia bangunkan suaminya sampai
suaminya juga shalat. Apabila suaminya malas, ia percikkan air ke
berwajah. ” (HR Abu Dawud no 1308)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
إِذَا أَي�'قَظَ الرَّجُلُ أَه�'لَهُ مِنَ اللّي�'لِ فَصَلَّيَا أَو�'
صَلَّى رَك�'عَتَي�'نِ جَمِي�'عًا، كُتِبَا في الذَّاكِرِي�'نَ
وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila seseorang lelaki (suami) bangunkan istrinya di saat malam
sampai keduanya mengerjakan shalat atau shalat dua rakaat semua, jadi
keduanya dicatat termasuk juga kelompok lelaki dan wanita yang berzikir.
” (HR Abu Dawud no 1309)
Dalam kisah yang di keluarkan An-Nasa`i dijelaskan dengan lafadz :
إِذَا اس�'تَي�'قَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللّي�'لِ وَأَي�'قَظَ ام�'رَأَتَهُ
فَصَلَّيَا رَك�'عَتَي�'نِ, كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِي�'نَ اللهَ كَثِي�'رًا
وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila seseorang lelaki (suami) bangun di saat malam serta ia
bangunkan istrinya lantas keduanya kerjakan shalat dua rakaat, jadi
keduanya dicatat termasuk juga kelompok lelaki serta wanita yang banyak
mengingat/berdzikir pada Allah. ”
Ke lima belas : Tak menyebarkan rahasia keluarga ditambah lagi rahasia
r4njang!!. Bahkan juga berupaya tutup aib-aib suami, dan memberikan
pujian pada suami supaya memberikan rasa sayang dan cintanya.
Ke enam belas : Tidak membentak atau mengeraskan suara dihadapan suami.
Ketujuh belas : Berupaya untuk berbentuk qona'ah (nerimo) sehingga sedikit menuntut harta pada suami.
Kedelapan belas : Tak tunjukkan rasa sedih ketika suami tengah
bergembira, serta demikian sebaliknya tak bergembira ketika suami tengah
bersedih, walau demikian berupaya pintar mengikut situasi hatinya.
Kesembilan belas : Berupaya untuk memerhatikan kegemaran suami serta
jangan pernah suami lihat suatu hal yang jelek dari dianya atau mencium
suatu hal yg tidak enak dari badannya.
Ke dua puluh : Berupaya mengatur duit suami dengan sebaik-baiknya serta
tak boros, hingga tak beli barang-barang yg tidak dibutuhkan.
Ke dua puluh satu : Tak bercerita kecantikan serta beberapa karakter
wanita yang lain pada suaminya yang menyebabkan suaminya dapat
mengkhayalkan wanita itu, bahkan juga membanding-bandingkannya dengan
wanita lain itu.
Ke dua puluh dua : Berupaya memberikan nasehat suami dengan baik ketika
suami terjerumus dalam kemaksiatan, bukanlah jadi ikutan suami
bermaksiat pada Allah, terlebih di saat saat ini yang sangat banyak
kegemerlapan dunia yang tidak mematuhi syari'at Allah
Ke dua puluh tiga : Melindungi pandangannya hingga berupaya tak lihat
terkecuali ketampanan suaminya, hingga jadilah suaminya yang tertampan
di hatinya serta kecintaannya tertumpu pada suaminya.
Tidak seperti beberapa wanita yang sukai membanding-bandingkan suaminya dengan beberapa lelaki lain.
Ke dua puluh empat : Lebih sukai menetap dirumah, dan tak sukai sering keluar tempat tinggal.
Ke dua puluh lima : Bila suami lakukan kekeliruan jadi tak melupakan
kebaikan-kebaikan suami sampai kini. Bahkan juga sekali-kali tak
keluarkan pengucapan yang menyaratkan bakal hal semacam ini. Dikarenakan
paling besar yang mengakibatkan beberapa wanita dipanggang di api
neraka yaitu ketika suami berbuat kekeliruan mereka melupakan serta
mengingkari kebaikan-kebaikan suami mereka.
Setelah membaca serta memerhatikan beberapa karakter diatas, sebaiknya
seseorang wanita betul-betul menimbang-nimbang serta menilainya dianya.
Bila beberapa besar beberapa karakter itu tercermin dalam dianya jadi
sebaiknya ia bersukur pada Allah serta berusaha untuk jadi yang terbaik
dan terbaik.
Walau demikian bila nyatanya umumnya beberapa karakter itu kosong dari
dianya jadi sebaiknya ia ber-instrospeksi diri serta berupaya melakukan
perbaikan dianya. Ingatlah kalau surga ada dibawah telapak kaki
suaminya!!!