Sedekah merupakan satu amalan dalam Islam yang besar pahalanya. Disamping juga membawa manfaat pada lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuan. Terkait sedekah, ada kisah menarik yang diungkapkan, seorang janda, bernama Aisyah. Kisah ini bermula, pada tahun 2012. Ketika itu, Aisyah tengah dalam keadaan terpuruk. Sangat terpuruk. Rasanya tidak akan ada yang bisa membantunya. Usahanya, warungnya digusur, sedangkan ia punya banyak utang di bank. Ia takut sekali, hidupnya akan terus dikejar-kejar utang. Hanya termenung, meratapi nasib, itulah yang ia lakukan sehari-hari, di rumahnya. Hari itu, sambil menghadap keluar jendela, Aisyah berpikir, bagaimana kalau pinjam lagi dari orang lain selian bank. Ia lantas, menuju ke salah seorang tetangganya untuk meminjam uang. Tetapi, pinjaman itu tidak diterima. Malah, esok harinya tetangga lain tahu, ia meminjam uang. Sehingga, jadi bahan gunjingan tetangganya. Pikir, Aisyah, orang-orang Cuma tahunya ia punya anak banyak. “Memangnya punya banyak anak bisa, anak-anak aja enggak punya uang, susah buat keluarganya,” gumam Aisyah dalam hati. Ia malu sekaligus tampak jatuh, merasa tidak punya harga diri. Lalu, keesokan harinya, ia bangun saat kumandang adzan Subuh. Ia shalat. Lalu, usai shalat, Aisyah menonton televisi. Pagi itu, pukul 5, ada acara ceramah. Aisyah ingat betul kata-kata di televisi ketika itu, “Kita harus bergantung hanya kepada Allah saja, bukan kepada orang lain. Kalau kita ada masalah, terus langsung datang ke meja bank, yang ada pinjaman kaga dapet, malu iya, harga diri ilang iya. Begitu kalau bergantungnya sama orang. Kalau bergantung sama Allah, Cuma Allah, enggak bakal tuh ada harga diri ilang, diomongin orang. Allah pasti akan kasih jalan keluar malah diganti dengan yang lebih baik”. Sontak saja, saat itu Aisyah, menangis. Aisyah merasa, selama ini ia benar-benar lupa ada Allah, yang selalu mengawasinya. Penyesalan penuh kesedihan meresapi dadanya, hingga sesak. Ia dengarkan lagi, tausiyah hari itu, dengan sedekah, maka Allah akan berikan balasan berlipat-lipat. Kemudian, hari itu ia juga baru mengetaui, dengan terus membaca Al Quran, dan shalat tahajud. Maka, bisa menyelesaikan permasalahan. “Allah itu hadir saat kita tahajud, hadir langsung melihat kita, waktu tahajud itu adalah waktunya kita lapor langsung sama Allah tentang permasalahan kita.” Lagi-lagi Aisyah merasa ia selama ini benar-benar jauh dari Allah. box-sizing: border-box; color: #2b2c2c; font-family: "Signika Negative", sans-serif; font-size: 17px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> Esoknya ia mendengarkan lagi ceramah itu. Terus saja, sampai tema tersebut usai, sekitar 3 bulan. Selama mengikuti ceramah di televisi, sedikit-sedikit Aisyah menerapkannya. Ia rutin sedekah, setiap hari walau hanya dua ribu rupiah. Hingga akhirnya, ada saat Aisyah melakukan shalat tahajud rutin selama dua pekan. Akhirnya hari-hari Aisyah tidak lagi gelisah. “Alhamdulillah, emak sekarang mulai tenang, enggak kepikiran utang mulu,” katanya pada sang anak, yang memang menganggur. Pada lain hari seorang tetangga datang untuk meminjam sejumlah uang. Aisyah berpikir, kalau dikasih, maka bagaimana ia memulai usaha seperti yang telah ia niatkan untuk mencari tempat berjualan. Tapi, ia ingat, pernah dalam posisi itu belum lama ini. Ia lantas memberikan uangnya, walaupun Aisyah sendiri sangat memerlukan uang itu. Seiring berjalan waktu, Aisyah tetap menunggu Allah datang memberikan bantuan. Ia mengungkapkan, dengan begitu banyak kejadian yang terjadi padanya, pasti Allah punya rencana. “Kalau dipikir-pikir ternyata masih banyak orang yang masalahnya lebih berat dari saya,” katanya. Hingga pada suatu hari, usai shalat Subuh, Aisyah, tidak biasanya langsung berdandan rapi. Ketika sedang menyapu, tetangganya menghampiri, mengajaknya mengobrol. Dari obrolan itu, Aisyah mengungkapkan keinginannya untuk berjualan nasi lagi. Ternyata, tetangganya yang juga seorang pedagang ini, baru ingat kalau ada kontrakan warung yang kosong didekatnya jualan. Tanpa pikir panjang, pagi itu Aisyah langsung diajak melihat kontrakan warung itu. Alhamdulillah sewanya terjangkau. Ia membayar sewa itu dari tetangganya yang membayar utang. Subhanallah, Allah memang sangat baik, pikir Aisyah. Pagi itu ia ketika Shalat Subuh memang bilang, Ya Allah, saya mau jualan lagi, kasih saya tempat jualan, begitu pinta Aisyah. Sebelumnya ia sudah mencari tempat jualan kemana-mana, bahkan ke tempat yang jauh dari rumahnya. Tapi bayar sewanya terlalu mahal. Ketika mendapat tempat jualan ini, ia langsung berpikir tentang ceramah yang selama ini ia dengar. Allah Maha Mendengar, Allah yang memberi jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka. Inilah jawaban doa dalam Tahajudnya selama ini. Kini, Aisyah merasa bersyukur, sejak 2012 hingga sekarang ia masih berjualan. Utang-utang pun sedikit demi sedikit terbayar. Anak-anaknya pun makin bisa mengatasi kehidupannya sendiri. Inilah kisah Aisyah, yang dengan merendahkan diri kembali kepada Allah melalui jalan sedekah dan tahajud. Masya Allah….

Cinta adalah perasaan yang mesti ada pada diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Tapi tidak semua yang kita harap suci akan selamanya suci, karena setiap orang tau, ada cinta ada benci, ada hitam ada putih, ada baik ada buruk. Setiap kata mempunyai lawannya masing-masing. Maka berhati-hatilah dalam bercinta, jangan sampai kamu mencintai orang yang salah.



 Di dalam sebuah pertemanan tentu kamu pernah mendengar istilah "Kawan datang saat perlu aja, waktu kita susah dia hilang entah kemana". Sama halnya dengan sebuah percintaan. Tidak hanya teman, pacarpun ada yang seperti itu, datang saat dia membutuhkanmu dan dia menghilang saat kamu butuh waktu dan perhatian. So, jika kamu punya pacar yang seperti ini lebih baik kamu segera menghindar dan mencari orang yang mencintaimu setiap waktu. 

Cintailah orang yang selalu ada untukmu

Ada banyak cara untuk melihat apakah seseorang benar-benar mencintai atau hanya sekadar suka, hanya ingin uang, atau bahkan hanya tergila-gila untuk beberapa saat saja. Oleh karena itu perlu sekali memperhatikan gerak-gerik sang pacar, Lihat apakah dia selalu ada untukmu dalam suka maupun duka. 
 
Dia memang bisa di dekatmu jika kamu mengajaknya makan di restoran atau jalan-jalan, tetapi bagaimana ketika Anda ingin dijemput saat pulang kuliah atau perlu orang untuk melakukan sesuatu selagi sakit? Jika dia sangat mencintaimu, maka dia akan ada untuk melakuk kedua hal itu untukmu.
Tapi jika dia bersamamu hanya pada saat senang, dan hilang saat kamu sedih dan kesal, maka itu bukan cinta yang sebenarnya. Kalau dia benar-benar mencintaimu, dia akan selalu ada dalam berbagai situasi dan kondisi. karena mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh berarti menerima semua kekurangan dan kelebihannya, dan selalu ada di dekatnya saat suka maupun duka.

Kalau begitu, cintailah orang yang selalu ada untukmu! 

Tinggalkanlah orang yang hanya datang saat perlu


Orang yang melakukan hal ini sama sekali tidak pantas untuk kamu cintai, karena dia sama sekali tidak memperdulikanmu. Dengan sikap yang telah dia tunjukkan berarti dia ingin mencari sesuatu dari kamu. Dan apabila ada seseorang yang mencintaimu karena seseuatu, maka dia akan berpaling disaat sesuatu itu telah hilang dalam dirimu. Oleh karena itu, tinggalkan secepatnya orang yang hanya datang saat perlu sebelum dia meluluh lantakan hatimu.