Sedekah
merupakan satu amalan dalam Islam yang besar pahalanya. Disamping juga
membawa manfaat pada lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuan.
Terkait sedekah, ada kisah menarik yang diungkapkan, seorang janda,
bernama Aisyah.
Esoknya ia mendengarkan lagi ceramah itu. Terus saja, sampai tema
tersebut usai, sekitar 3 bulan. Selama mengikuti ceramah di televisi,
sedikit-sedikit Aisyah menerapkannya. Ia rutin sedekah, setiap hari
walau hanya dua ribu rupiah. Hingga akhirnya, ada saat Aisyah melakukan
shalat tahajud rutin selama dua pekan.
Kisah ini bermula, pada tahun 2012. Ketika itu, Aisyah tengah dalam
keadaan terpuruk. Sangat terpuruk. Rasanya tidak akan ada yang bisa
membantunya. Usahanya, warungnya digusur, sedangkan ia punya banyak
utang di bank.
Ia takut sekali, hidupnya akan terus dikejar-kejar utang.
Hanya termenung, meratapi nasib, itulah yang ia lakukan sehari-hari, di
rumahnya.
Hari itu, sambil menghadap keluar jendela, Aisyah berpikir, bagaimana
kalau pinjam lagi dari orang lain selian bank. Ia lantas, menuju ke
salah seorang tetangganya untuk meminjam uang. Tetapi, pinjaman itu
tidak diterima.
Malah, esok harinya tetangga lain tahu, ia meminjam
uang. Sehingga, jadi bahan gunjingan tetangganya. Pikir, Aisyah,
orang-orang Cuma tahunya ia punya anak banyak. “Memangnya punya banyak
anak bisa, anak-anak aja enggak punya uang, susah buat keluarganya,”
gumam Aisyah dalam hati.
Ia malu sekaligus tampak jatuh, merasa tidak punya harga diri. Lalu,
keesokan harinya, ia bangun saat kumandang adzan Subuh. Ia shalat. Lalu,
usai shalat, Aisyah menonton televisi.
Pagi itu, pukul 5, ada acara
ceramah. Aisyah ingat betul kata-kata di televisi ketika itu, “Kita
harus bergantung hanya kepada Allah saja, bukan kepada orang lain. Kalau
kita ada masalah, terus langsung datang ke meja bank, yang ada pinjaman
kaga dapet, malu iya, harga diri ilang iya. Begitu kalau bergantungnya
sama orang.
Kalau bergantung sama Allah, Cuma Allah, enggak bakal tuh
ada harga diri ilang, diomongin orang. Allah pasti akan kasih jalan
keluar malah diganti dengan yang lebih baik”. Sontak saja, saat itu
Aisyah, menangis.
Aisyah merasa, selama ini ia benar-benar lupa ada Allah, yang selalu
mengawasinya. Penyesalan penuh kesedihan meresapi dadanya, hingga sesak.
Ia dengarkan lagi, tausiyah hari itu, dengan sedekah, maka Allah akan
berikan balasan berlipat-lipat. Kemudian, hari itu ia juga baru
mengetaui, dengan terus membaca Al Quran, dan shalat tahajud.
Maka, bisa
menyelesaikan permasalahan. “Allah itu hadir saat kita tahajud, hadir
langsung melihat kita, waktu tahajud itu adalah waktunya kita lapor
langsung sama Allah tentang permasalahan kita.” Lagi-lagi Aisyah merasa
ia selama ini benar-benar jauh dari Allah.
Akhirnya hari-hari Aisyah tidak lagi gelisah. “Alhamdulillah, emak sekarang mulai tenang, enggak kepikiran utang mulu,” katanya pada sang anak, yang memang menganggur.
Pada lain hari seorang tetangga datang untuk meminjam sejumlah uang.
Aisyah berpikir, kalau dikasih, maka bagaimana ia memulai usaha seperti
yang telah ia niatkan untuk mencari tempat berjualan.
Tapi, ia ingat,
pernah dalam posisi itu belum lama ini. Ia lantas memberikan uangnya,
walaupun Aisyah sendiri sangat memerlukan uang itu.
Seiring berjalan waktu, Aisyah tetap menunggu Allah datang memberikan
bantuan. Ia mengungkapkan, dengan begitu banyak kejadian yang terjadi
padanya, pasti Allah punya rencana. “Kalau dipikir-pikir ternyata masih
banyak orang yang masalahnya lebih berat dari saya,” katanya.
Hingga pada suatu hari, usai shalat Subuh, Aisyah, tidak biasanya
langsung berdandan rapi. Ketika sedang menyapu, tetangganya menghampiri,
mengajaknya mengobrol. Dari obrolan itu, Aisyah mengungkapkan
keinginannya untuk berjualan nasi lagi.
Ternyata, tetangganya yang juga
seorang pedagang ini, baru ingat kalau ada kontrakan warung yang kosong
didekatnya jualan. Tanpa pikir panjang, pagi itu Aisyah langsung diajak
melihat kontrakan warung itu. Alhamdulillah sewanya terjangkau. Ia
membayar sewa itu dari tetangganya yang membayar utang.
Subhanallah, Allah memang sangat baik, pikir Aisyah. Pagi itu ia ketika
Shalat Subuh memang bilang, Ya Allah, saya mau jualan lagi, kasih saya
tempat jualan, begitu pinta Aisyah. Sebelumnya ia sudah mencari tempat
jualan kemana-mana, bahkan ke tempat yang jauh dari rumahnya. Tapi bayar
sewanya terlalu mahal.
Ketika mendapat tempat jualan ini, ia langsung berpikir tentang ceramah
yang selama ini ia dengar. Allah Maha Mendengar, Allah yang memberi
jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka. Inilah jawaban doa
dalam Tahajudnya selama ini.
Kini, Aisyah merasa bersyukur, sejak 2012 hingga sekarang ia masih
berjualan. Utang-utang pun sedikit demi sedikit terbayar. Anak-anaknya
pun makin bisa mengatasi kehidupannya sendiri. Inilah kisah Aisyah, yang
dengan merendahkan diri kembali kepada Allah melalui jalan sedekah dan
tahajud. Masya Allah….