Wanita
dan pria yang memang bukan muhrim tidak diperbolehkan untuk
bersentuhan.
Berbeda halnya jika hubungan itu telah diikatkan dalam sebuah pernikahan yang sah, maka satu sama lain sudah dihalalkan untuk berhubungan.
Berhubungan dengan pasangan secara halal sudah menjadi rejeki bagi seseorang. Namun, jika hubungan tersebut menyimpang maka bisa mengganggu atau menghambat rejeki. Rejeki tidak melulu mengenai harta dan materi.
Kesempatan untuk menikah dan merasakan memiliki anak adalah rejeki yang lebih besar.
Berhubungan Suami Istri
Rezeki adalah urusan Allah maka dai itu Dia akan memberikan rezeki pada setiap umat tanpa pandang bulu.
suami atau istri yang menjadi
keluarga yang harus dijaganya. Rejeki dalam jima inilah yang memberikan
kenikmatan yang tidak dirasakan oleh mereka yang belum menikah.
3. Pahala dan kemuliaan atas hubungan suami istri
Mulanya, hubungan wanita dan pria yang bukan mahram adalah merupakan sebuah dosa. Tapi setelah hubungan tersebut dihalalkan dalam pernikahan, maka segala hubungan suami istri yang ditujukan untuk mengharap ridho Allah akan mendapatkan pahala.
Kemuliaan juga didapatkan bagi mereka yang selalu bermesraan karena telah melakukan hal-hal untuk menjaga hubungan pernikahan di jalan Allah.
Bahkan, Allah akan melipat gandakan perbuatan baik yang berhubungan dengan kegiatan suami-istri.
Selain rejeki dalam berhubungan intim yang telah disebutkan, Allah masih akan memberikan kenikmatan lain sesuai tingkatannya.
Kenikmatan itu adalah hadirnya anak di tengah keluarga tersebut. Kehadiran seorang anak akan melengkapi kebahagiaan di dalam keluarga.
Namun, tak setiap keluarga diberkahi Allah dengan buah hati. Meskipun demikian, bukan berarti kita bisa berpikir negatif pada Allah.
Percayalah bahwa Allah selalu memiliki hikmah dibalik setiap peristiwa.
Apabila bertahun-tahun kita telah menikah namun tidak kunjung dianugerahi seorang anak, maka berinstropeksilah. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan oleh diri kita yang belum siap menerima anak.
Oleh karena itu, ketika berhubungan suami istri niatkan dalam hati yang bersih dan berdoa agar Allah mempercayai kita untuk mendapatkan titipan-Nya berupa anak.
Syukurikenikmatan yang diberikan oleh Allah agar Allah menambahkan kenikmatan.
Berdasarkan penjelasan rejeki dibalik hubungan suami istri di atas, kita tahu bahwa sebuah kemesraan dapat dijadikan sebagai cara untuk menjaga hubungan suami istri.
Perselisihan atau masalah kecil dalam sebuah keluarga adalah suatu hal yang lumrah.
Tinggal bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut dengan kepala dingin dan meninggalkan keegoisan masing-masing.
Sebagai seorang muslim, baik bagi kita untuk menjalani perbuatan sesuai contoh Rasulullah dan ajaran di dalam al-Qur’an dan hadits.
Rasul senantiasa menjaga pernikahannya agar tidak terjadi perpecahan dan masih dalam perlindungan Allah.
Berbeda halnya jika hubungan itu telah diikatkan dalam sebuah pernikahan yang sah, maka satu sama lain sudah dihalalkan untuk berhubungan.
Berhubungan dengan pasangan secara halal sudah menjadi rejeki bagi seseorang. Namun, jika hubungan tersebut menyimpang maka bisa mengganggu atau menghambat rejeki. Rejeki tidak melulu mengenai harta dan materi.
Kesempatan untuk menikah dan merasakan memiliki anak adalah rejeki yang lebih besar.
Berhubungan Suami Istri
Rezeki adalah urusan Allah maka dai itu Dia akan memberikan rezeki pada setiap umat tanpa pandang bulu.
Hubungan intim menjadi halal jika hubungan
tersebut telah dihalalkan dalam ikatan pernikahan suami istri. Lalu apa
ezeki yang akan didapatkan oleh pasangan suami istri?
Ketika melakukan kemesraan dengan pasangan suami atau istri, maka Allah akan memberikan rejeki bagi kita, yakni:
1. Rejeki dalam berhubungan secara halal
Hubungan suami istri yang halal adalah suatu bentuk rejeki yang luar biasa. Namun apabila hubungan belum disahkan dalam sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut jelas masih berupa larangan sehingga tidak dapat berduaan, bermesraan atau kegiatan bersama lainnya.
Ketika melakukan kemesraan dengan pasangan suami atau istri, maka Allah akan memberikan rejeki bagi kita, yakni:
1. Rejeki dalam berhubungan secara halal
Hubungan suami istri yang halal adalah suatu bentuk rejeki yang luar biasa. Namun apabila hubungan belum disahkan dalam sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut jelas masih berupa larangan sehingga tidak dapat berduaan, bermesraan atau kegiatan bersama lainnya.
Setelah dihalalkan
maka kita tidak perlu lagi khawatir lagi akan melanggar larangan Allah
untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis.
2. Kenikmatan dalam hubungan suami istri
Salah satu tujuan dalam menikah adalah untuk meneruskan keturunan. Oleh karena itu, hubungan intim adalah suatu bentuk kenikmatan yang bisa dirasakan oleh orang yang sudah menikah.
2. Kenikmatan dalam hubungan suami istri
Salah satu tujuan dalam menikah adalah untuk meneruskan keturunan. Oleh karena itu, hubungan intim adalah suatu bentuk kenikmatan yang bisa dirasakan oleh orang yang sudah menikah.
Selain itu, Allah juga
memberikan kenikmatan yang luar biasa, berupa anak,
3. Pahala dan kemuliaan atas hubungan suami istri
Mulanya, hubungan wanita dan pria yang bukan mahram adalah merupakan sebuah dosa. Tapi setelah hubungan tersebut dihalalkan dalam pernikahan, maka segala hubungan suami istri yang ditujukan untuk mengharap ridho Allah akan mendapatkan pahala.
Kemuliaan juga didapatkan bagi mereka yang selalu bermesraan karena telah melakukan hal-hal untuk menjaga hubungan pernikahan di jalan Allah.
Bahkan, Allah akan melipat gandakan perbuatan baik yang berhubungan dengan kegiatan suami-istri.
Selain rejeki dalam berhubungan intim yang telah disebutkan, Allah masih akan memberikan kenikmatan lain sesuai tingkatannya.
Kenikmatan itu adalah hadirnya anak di tengah keluarga tersebut. Kehadiran seorang anak akan melengkapi kebahagiaan di dalam keluarga.
Namun, tak setiap keluarga diberkahi Allah dengan buah hati. Meskipun demikian, bukan berarti kita bisa berpikir negatif pada Allah.
Percayalah bahwa Allah selalu memiliki hikmah dibalik setiap peristiwa.
Apabila bertahun-tahun kita telah menikah namun tidak kunjung dianugerahi seorang anak, maka berinstropeksilah. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan oleh diri kita yang belum siap menerima anak.
Oleh karena itu, ketika berhubungan suami istri niatkan dalam hati yang bersih dan berdoa agar Allah mempercayai kita untuk mendapatkan titipan-Nya berupa anak.
Syukurikenikmatan yang diberikan oleh Allah agar Allah menambahkan kenikmatan.
Berdasarkan penjelasan rejeki dibalik hubungan suami istri di atas, kita tahu bahwa sebuah kemesraan dapat dijadikan sebagai cara untuk menjaga hubungan suami istri.
Perselisihan atau masalah kecil dalam sebuah keluarga adalah suatu hal yang lumrah.
Tinggal bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut dengan kepala dingin dan meninggalkan keegoisan masing-masing.
Sebagai seorang muslim, baik bagi kita untuk menjalani perbuatan sesuai contoh Rasulullah dan ajaran di dalam al-Qur’an dan hadits.
Rasul senantiasa menjaga pernikahannya agar tidak terjadi perpecahan dan masih dalam perlindungan Allah.