Tahajud Membuat kita pribadi Yang Berkecukupan Rezeki SHARE....

Tahajud Membuat kita pribadi Yang Berkecukupan Rezeki  SHARE....


Tahajud Membuat kita pribadi Yang Berkecukupan Rezeki
Allah Swt. Sangat mencintai orang-orang yang mencintai-Nya. Mereka yang mencintai-Nya. Mereka yang mencintainya dengan sepenuh hati akan mendapat limpahan cinta tak terbatas. Tahajud adalah bentuk cinta seorang muslim terhadap Allah, kekasihnya. Di tengah rasa ngantuk, capek bekerja disang hari, rasa dingin malam, kesunyian yang mencekam, dengan penuh cinta kita menemui kekasih kita tercinta, Allah Swt. Tentu saja, dia akan membalas kesungguhan cinta itu, yakni dengan mengguyurkan rahmat kepada kita. Kanjeng Nabi Saw. Bersabda :

Dari Abu HUrairah berkata : Rasululloh bersabda: “Allah memberi rahmat laki-laki yang bangun malam, shalat, dan membangunkan istri; bila istrinya rnggan ia percikan air ke wajah. Allah memberi rahmat kepada perempuan yang bangun malam, shalat, dan membangunkan suami; bila suaminya enggan ia percikkan air ke wajah.” (HR. Baihaqi).

Allah Swt memiliki sifat rahman, yakni kasih kepada seliruh umat manusia. Salah satu bentuk nyata dari sifat itu adalah kesediaan-Nya untuk menebar rezeki kepada siapa saja yang sedia untuk memburu dan meraihnya. Allah menyediakan rezeki kepada seluruh makhluk, dan tugas makhluk untuk mencarinya. 


Allah ingin menguji rasa cinta kita kepada-Nya apakah pinangan cinta yang kita kirimkan saat tahajud benarbenar dibuktikan dalam kehidupan nyata? Bila ya, maka kita harus membuktikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan bekerja keras dan karya nyata guna meraih rezeki yang telah disediakan-Nya.

Tahajud yang dilakukan seorang muslim di malam hari, akan mengantarkannya kepada sikap hidup berencana; ia menyiapkan segala rencana di tengah berbagai kemungkinan untuk meraup rezeki terbaik esok hari. 


Mereka yang telah berencana di malam hari ibaratnya telah menyiapkan masa depan beberapa langkah lebih maju dibandingkan mereka yang hanya berkutat dengan mimpi dalam tidurnya.

Rasululloh adalah contoh yang baik dalam hal tahajud ini. Suatu saat ‘Aisyah melihat beliau shalat tahajud hingga menangis tersedu-sedu bahkan kakinya bengkak.


 Aisyah menanyakan, mengapa Kanjeng Nabi berperilaku seperti itu padahal sudah dijamin masuk surge dan diampuni dosanya? Kata Rasululloh: “Duhai Asiyah, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?”

Inilah rupanya yang lepas dari pengamatan kita. Tahajud adalah cara kita bersyukur kepada-Nya atas berbagai nikmat yang kita dapatkan di siang hari. Dengan tahajud sebagai bukti syukur, Allah akan melimpahkan balasan yang setimpal. Seperti pernah dijanjikan oleh Allah :

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7).