Setitik Air Mata Ibu yang Tumpah Karenamu Sama Pedihnya Seperti Peluru yang Menembus Dadamu

Setitik Air Mata Ibu yang Tumpah Karenamu Sama Pedihnya Seperti Peluru yang Menembus Dadamu





Sosok ibu kita yang setiap hari menemani kita menjadi salah-satu sebab keberadaan kita hari ini. Kesuksesan kita yang telah menlangkah tegap dalam kehidupan tidaklah berarti apa-apa tanpa pengorbanan seorang ibu.


Berbicara tentang ibu, yang enjadi salah satu anugerah Allah yang diberikan pada kita, tentu tidaklah cukup melukiskannya dengan bait-bait kalimat indah. Pengorbannnya teramat besar untuk kita hitung.



Redaksi kali ini akan mengutip sebuah sajak dari Abyarsyad, Silahkan disimak.



Ketika kita lapar… tangan ibu yang menyuap.
Ketika kita haus… tangan ibu yang memberi minuman. 
Ketika kita menangis… tangan ibu yang mengusap air mata kita. 
Ketika kita gembira… tangan ibu yang menadah syukur, memeluk erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mengantuk…tangan ibu yang menidurkan dengan penuh kasih sayang. 
Ketika kita mandi… tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan membersihkan segala kotoran. 
Ketika kita dilanda masalah…. Tangan ibu yang membelai duka sambil berkata.: sabar nak, sabar ya sayang.

Namun, ketika ibu sudah tua dan kelaparan.. tiada tangan dari anak yang menyuap. 
Dengan tangan yang bergetar, ibu suap sendiri makanan ke mulut dengan linangan air mata.
Ketika ibu sakit… dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat sakitnya seorang ibu? 
Ketika nyawa ibu berpisah dari jasad… ketika jenazah ibu hendak dimandikan… dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu buat yang terakhir kali.
Tangan ibu, tangan ajaib… sentuhan ibu, sentuhan kasih… bisa membawa ke syurga firdausi… ciumlah tangan ibu, sebelum ibu pergi bertemu Illahi dan takkan kembali lagi….



Ingatlah duhai ananda, Setitik air mata ibu yang tertumpah karena perbuatanmu, samalah pedihnya seperti peluru yang menembus dadamu