Sangat banyak artikel yang mengetengahkan topik bersukur serta ajakan untuk selalu sabar. Judul di atas saya kutip dari seseorang guru yang begitu saya kagumi.
Ustaz Subhan Bawazier, mudah-mudahan Allah memanjangkan
usia beliau dalam ikhlas sharing pengetahuan pada kita yang jauh dari
alim. Menyoal hidup yan semakin hari semakin merasa berat.
Ada satu
kunci yang dapat bikin hidup tras lebih enteng. Bikin senyum lebih
terkembang ikhlas.
Ndilalah,
permasalahan untuk maslaah dalam kehidupan selalu menari di dapan mata.
Seakan meledek kita yang tengah terngah-engah menguber semuanya
keperluan hidup. Naif bila kita menafikan materi dalam kehidupan. Naif
juga apabila kita serta-merta membuatnya sebagai hanya satu maksud
hidup. Lantaran bahagia yaitu mengenai rasa.
Yakinlah, manusia akan tidak pernah miliki semuanya.
Islam yaitu
agama yang bikin hambanya berserah diri dengan cara utuh pada Yang
Maha. Lantaran tak satu argumen juga untuk bargaining dengan perintah
ataupun laranganNya. Itu yaitu kesempurnaan satu agama. Terima
seutuhnya. Menggerakkan penuh kerelaan.
Sudah pasti
anda pernah lihat atau mengetahui orang yang terlihat miliki semuanya.
Hdup bergelimang harta, karier cemerlang, keluarga bahagia, reputasi
tanpa ada cela, pakar beribadah, berjiwa sosial, serta senantiasa
menyayangi.
Orang yang dengan cara zahir bikin kita layak iri dengannya.
Namun sekali lagi, yakinlah, manusia miliki terbatasnya untuk lihat.
Kita cuma dapat menganalisa dari jauh. Lantas dengan pongah mengambil
rangkuman serta mempercayai apa yang menginginkan kita percayai.
Titik
paling rendah seseorang manusia bukanlah waktu ia tak mempunyai apa pun
di kantongnya. Namun ketiadaan iman di relung hatinya.
Putus
cinta, dikhianati, diabaikan, serta diperlakukan semena-mena kerapkali
bikin kita jatuh. Tersungkur meratapi begitu hina serta rendahnya kita
dalam kehidupan ini. Lalu diam-diam menaruh dendam, menggubah
kalimat-kalimat rutukan yang kita ketahui tak dapat merubah apa pun yang
sudah, bakal, serta tengah
berlangsung.
Terutama,
manusia begitu membenci peristiwa waktu ia tak miskin dengan cara
materi. Waktu saldo rekening tidak lagi mampu menghidupi, waktu semua
jenis keperluan merasa mengagumkan mahal. Waktu itu kita bakal terasa
menanggung derita yang sesungguhnya. Mesti disadari, materi yaitu teman
dekat karib manusia.
Tetapi,
diatas semuanya. Perasaan kekurangan serta ketidakberdayaan yang
sesungguhnya bukanlah datang dari ketiadaan materi. Saya tak berupaya
untuk berkata bijak disini. Namun memanglah, asumsinya materi berbentuk
konkrit serta gampang habis. Disamping itu, kepemilikan iman di hati
bakal senantiasa kekal. Meneguhkan dan menyemangati hidup.
Saat ini, di luar sana. Terdapat banyak ribu orang yang ikhlas mati agar bisa hidup seperti anda.
Bagaimana
langkahnya mengakibatkan perasaan bersyukur? Yakni dengan berhenti
mengeluh. Dengan beradaptasi lewat cara cocok. Karena lewat cara alami,
manusia tidak akan pernah merasa lebih baik dari sesamanya. Karena itu,
saat banyak nikmat hidup telah direngkuh. Alih-alih menyibukkan diri
dengan selusin ide pribadi yang duniawi. Coba luangkan diri untuk
mengemukakan dalam hati. " Ada berapakah sebagian orang yang hidupnya
tidak lebih mujur dari saya? "
Sabar itu kata ciri-ciri. Tidaklah kata benda yanng terbatas jumlah dan kualitasnya.
Sabar itu ada batasnya. Habis sudah kesabaran saya. Anda fikir, saya masih tetap bisa sabar?
Saya emmang
belum mengecheck apa makna sabar dalam Kamus Besar Bhs Indonesia.
Tetapi, apabila dapat mengungkap maknanya, buat saya, sabar yakni kata
ciri-ciri. Dan masing-masing kata ciri-ciri itu tidak terikat ukuran.
Bermakna, tidak ada batasan yang ajeg untk meyakinkan seberapa besar
atau kecil atau banyak atau sedikit jumlah dan/atau mutunya.
Kata ciri-ciri itu relatif. Punyai parameter berbeda untuk masing-masing orang. Kita memang bisa mengambil suara paling banyak atau kebiasaan umum untuk memaknai kata sabar. Namun masih tetap mesti, sabar selalu terkait dengan kondisi dan keadaan.
Isu yang diangkat tidak pernah bisa digeneralisasi. Oleh karenanya, sebagai makhluk yang senantiasa bergerak. Hadapi jutaan kesempatan. Perasaan demikian sombong apabila lewat cara pribadi kita membatasi rasa sabar untuk sendiri.